BUDIDAYA WALET MILENIAL

Sudah ratusan tahun Indonesia berdagang sarang burung walet dengan Tiongkok. Produk asal Tiongkok itu sering ditukarkan dengan hasil bumi Indonesia; salah satunya sarang burung walet. Lantas, kapan pertama kali perdagangan sarang burung walet dimulai?

Menurut pakar sarang burung walet di Jakarta, Dr Boedi Mranata, kurun waktu persis pertama kali perdagangan walet di tanah air dengan Tiongkok sulit diperkirakan. Namun, pada abad ke-9, tepatnya tahun 832 masehi, ada kapal karam di perairan Sumatera. Kapal ini berasal dari Tiongkok dan memuat guci sebagai barang dagangan. Guci porselen itu dipercaya sebagai alat barter dengan hasil bumi Nusantara, salah satunya sarang burung walet. Kemudian pada abad ke-14, laksamana Cheng Ho tiba di Nusantara. Sejarah mencatat pada era laksamana Cheng Ho perdagangan sarang burung walet dengan Tiongkok sudah dilakukan. (sumber: https://www.audax.co.id/post/sejarah-liur-emas-di-nusantara)

Indonesia  dikenal  memiliki  sumber  daya  alam  yang  cukup  melimpah. Burung walet sebagai salah satu sumberdaya hayati memiliki nilai yang tinggi, baik dari ekologi fauna maupun pengembangan ilmu pengetahuan dan estetika. Burung walet yang kemudian menghasilkan sarang walet secara alamiah banyak dijumpai di gua dalam hutan dan gua-gua yang berada dipinggir-pinggir laut. Selain itu sarang walet juga dapat dihasilkan secara buatan pada suatu bangunan atau gedung. Jenis-jenis burung walet dikenal berbagai macam diantaranya adalah Collocalia marginata, Collocalia esculenta, Collocalia brevirostis, Collocalia vanikorensis,  Collocalia  fuciphaga,  Collocalia  troglodytes,  Collocalia maxima dan lain-lain. Sedangkan yang paling sering diperdagangkan sarangnya adalah Collocalia fuciphaga dibudidayakan sebagai burung walet, Collocalia esculenta dibudidayakan sebagai burung seriti, Collocalia maxima (walet gua hitam). 

Sarang walet merupakan hasil dari air liur burung walet yang saat ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi oleh karenanya dibudidayakan. Sarang burung walet produksi Indonesia sebagian besar diekspor ke Hongkong, Singapura, Amerika Serikat, Kanada, Taiwan, dan beberapa negara lain. Di antara negara produsen sarang burung walet lain seperti Malaysia, Thailand, Filipina dan Vietnam, Indonesia menguasai hampir 80% pasar sarang walet dunia, terutama sarang walet gedung atau rumah (Iswanto, 2002). Maraknya perdagangan sarang burung walet karena dari sisi konsumen menganggap air liur burung  walet  bermanfaat  untuk  kesehatan.  Sarang  burung  walet  mempunyai khasiat bermacam-macam, termasuk dapat menyembuhkan beberapa penyakit pernafasan,  menghaluskan  kulit,  menambah  kebugaran  tubuh  dan memperpanjang usia.

Negara China sudah mengenal sarang burung walet yang digunakan penduduknya untuk membuat makanan yaitu sop. Sop sarang burung walet telah dikonsumsi  oleh  orang-orang  China  selama  ribuan  tahun.  Sop  sarang  burung walet adalah salah satu jenis makanan yang mempunyai tanda kebesaran di China, sehingga banyak peminatnya terutama berasal dari China (Mackay, 2008). 

Tujuan pasar ekspor sarang burung walet adalah Singapura, Taiwan, Hongkong, China dan belakangan meluas ke Amerika, Kanada dan daratan Eropa dengan harga berkisar USD 2000-3000/kg. Sedangkan di tingkat petani mencapai Rp 13-15 juta/kg (Redaksi Trubus, 2001:23).

Seiring dengan meningkatnya perekonomian China, permintaan sarang burung walet juga semakin meningkat. Oleh sebab itu, industri sarang walet di Asia dan terutama di Indonesia juga mengalami dampak kenaikan. Konsumen lebih menyukai sarang walet Indonesia karena bentuk sarang yang relatif bagus (seperti mangkok dibelah dua), warnanya lebih putih jernih, dan daging sarangnya tidak terlalu tebal sehingga menjadi keistimewaan tersendiri produksi walet dari negara Indonesia. Di Indonesia sebagian besar sarang burung walet dihasilkan dengan menggunakan gedung walet. 

Beberapa alasan yang menyebabkan keberhasilan tersebut diantaranya Pertama, penentuan lokasi yang tepat atau telah memenuhi syarat lingkungan makro yang diinginkan oleh walet yaitu  adanya  unsur  air,  terminal  hunian,  jalur  terbang,  dan  terpenting  adalah daerah dataran rendah. Kedua, para pengusaha walet membuat desain dan konstruksi rumah yang baik, kokoh, dan kuat agar walet mudah berkembang biak. Ketiga, aspek penting dalam pengelolaan budidaya walet secara modern telah diperhatikan yaitu dengan digunakannya teknologi suara burung walet. Hal ini umumnya dilakukan dengan memasang kaset atau USB suara walet dirumah. Adapun beberapa fungsi USB suara Walet yaitu untuk memanggil koloni walet yang baru dibangun, untuk mengamankan proses putar telur sehingga walet-walet muda tidak kabur kegedung lain, untuk mencegah kaburnya populasi walet disebuah gedung akibat salah panen atau hal lain, mempertahankan dan meningkatkan produksi sarang walet. Meskipun demikian, permasalahan seringkali terjadi manakala pengusaha sarang burung walet dengan segala keterbatasannya tidak memahami secara baik teknik budidaya walet secara benar  dan tepat karena miskinnya informasi ataupun referensi-referensi yang tersedia sehingga pendapatan dari sarang burung walet yang diusahakan tidak menguntungkan dan ironisnya banyak yang pada akhirnya menghentikan usahanya ditengah jalan karena dianggap gagal.

Sarang  burung  walet  merupakan  salah  satu  makanan  yang  terkenal  di dunia. Sarang burung walet dipercaya memiliki manfaat yang sangat baik bagi kesehatan tubuh manusia. Karena manfaatnya yang berkhasiat itu maka tidaklah heran jika harganya sangat mahal. Sarang burung walet sudah dikenal di China sejak abad ke-14, pada masa itu sarang burung walet sudah menjadi makanan yang sangat bergengsi khususnya dikalangan kaum bangsawan. Sejak abad ke -17 para pedagang China mulai mengekspor ke Eropa dan Amerika hingga pada akhirnya sarang burung walet menjadi makanan yang terkenal di dunia. Sarang walet, sebenarnya adalah lendir yang dikeluarkan oleh kelenjar yang terdapat pada leher burung. Burung walet di habitat aslinya, mengoleskan lendir di tebing - tebing cadas dalam gua yang gelap gulita, baik gua di bukit kapur maupun gua- gua di tebing pantai yang curam. Lendir itu akan segera mengering dan mengeras hingga membentuk sarang kecil.

Berdasarkan  penelitian  para ahli  gizi,  sarang  walet  mengandung  glycoprotein yang sangat bagus bagi perkembangan tubuh. Departemen Kesehatan RI dalam penelitannya juga mencatat bahwa kandungan sarang burung walet terdiri dari sebagian besar protein, karbohidrat, lemak dan abu. Sarang burung walet juga mengandung protein  yang berbentuk  glycoprotein  yang merupakan  komponen terbesar selain karbohidrat, lemak, dan air jumlahnya mencapai 50 persen. Ditubuh, protein berperan sebagai zat pembangunan. Protein membentuk sel - sel dan   jaringan   baru   dalam   tubuh   serta   berperan   aktif   selama   metabolisme. Berdasarkan hasil penelitian salah satu senyawa turunannya azitothymidine telah diteliti bisa melawan AIDS. Istimewanya lagi  sarang walet sumber asam amino yang lengkap. Tercatat sekitar 17 asam amino esensial, semi esensial dan non- esensial yang dimiliki. Salah satunya kini dikembangkan oleh peneliti-peneliti di barat sebagai pelawan stroke dan kanker. Mineral-mineral sarang walet tak kalah manjurnya  untuk  mendukung aktivitas  tubuh.  Sarang walet  mengandung lima mineral yang sudah diketahui seperti kalsium, besi, phospor, kalium dan natrium (Budiman,  2001:5)  karena  alasan  kesehatan  inilah  yang  menyebabkan  harga sarang burung walet sangat tinggi di pasaran dunia.


Sarang  walet  memiliki  prospek  dan  potensi  perdagangan  yang  sangat bagus untuk dikembangkan. Saat ini Indonesia merupakan produsen sarang walet terbesar didunia. Mencapai lebih dari 80 % sarang walet yang beredar di dunia berasal dari Indonesia. Sarang walet rumahan asal Indonesia menguasai hampir 90% pasokan pasar dunia karena bentuknya yang lebih bersih, lebih putih dan tidak terlalu tebal. Sementara pasar sarang walet hitam dipegang oleh Malaysia karena kualitasnya lebih baik dari pada sarang hitam yang di export oleh negara produsen lain. Sarang walet banyak diminta oleh importir terbesar saat ini yaitu Hongkong dan Amerika Serikat. Jangkauan pasar sarang walet asal Indonesia adalah Hongkong, China, Taiwan, Singapura, dan Kanada.  

Sayangnya prospek pasar yang sangat bagus dan semakin cerah ini tidak diimbangi dengan pengelolaan yang benar dalam budidaya walet. Produksi sarang walet Indonesia dalam beberapa item, misalnya ketebalan sarang, bentuk sarang dan warna sarang kualitasnya masih kurang bila dibandingkan dengan Malaysia dan Vietnam. Penyebabnya adalah teknis pengelolaan budidaya walet yang masih tradisional.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bukti Respon Suara Master Waler