SUHU DAN KONSTRUKSI GEDUNG

Suhu, Kelembaban dan Penerangan

Kondisi kelembapan, suhu, dan pencahayaan pada lingkungan mikro sangat menentukan keberhasilan upaya merumahkan walet dan seriti. Ketiganya harus selalu dipertahankan pada kondisi ideal. Bila ketiga faktor tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan hidupnya maka walet dan seriti enggan untuk singgah apalagi berkembang biak. Kelembapan ideal lingkungan mikro berkisar 80—954 dan untuk suhu antara 26—29O C. Suhu ideal untuk rumah walet ini umumnya diperoleh di daerah dataran rendah sampai ketinggian 600 m dpi. Semakin tinggi lokasi, sehunya semakin rendah. Kelembapan yang terlalu tinggi akan menyebabkan tumbuhnya jamur pada sirip dan menurunkan kualitas sarang walet, yaitu sarang menjadi kenyal dan berwarna kusam sampai hitam. Kelembapan yang terlalu rendah akan menurunkan kualitas sarang dan menyebabkan walet tidak mau kawin. Suhu yang tinggi membuat sarang walet cepat kering, mudah remuk, bentuknya kurang sempurna, dan berukuran kecil.

Untuk kebutuhan cahaya, walet dan seriti agak berbeda. Walet sangat menyukai tempat yang gelap sampai remang-remang. Gedung untuk kandang walet harus memiliki suhu, kelembaban dan penerangan yang mirip dengan  gua-gua  alami. Suhu  gua  alami  berkisar antara 24-26 derajat C dan kelembaban ± 80-90%.

Pengaturan kondisi suhu dan kelembaban dilakukan dengan:

Melapisi plafon dengan  sekam setebal 20 cm

Membuat saluran-saluran air atau kolam dalam gedung.

Menggunakan ventilasi dari pipa bentuk “L” satu lubang, berdiameter 4 cm.

Menutup rapat pintu, jendela dan lubang yang tidak terpakai.

Pada lubang keluar masuk diberi penangkal sinar sehingga keadaan dalam gedung akan lebih gelap. 


Bentuk dan Konstruksi Gedung

Umumnya, rumah walet seperti era mileneal untuk ukuran minimalis yaitu 4x8 meter dengan tinggi 12 meter, masing-masing lantai mempunyai tinggi 3 meter. Ada juga luasnya bervariasi dari 10x15 m2  sampai 10x20 m2. Makin tinggi wuwungan (bubungan) dan semakin besar jarak antara wuwungan dan plafon, makin baik rumah walet dan lebih disukai burung walet. Rumah tidak boleh tertutup oleh pepohonan tinggi.

Tembok gedung dibuat dari dinding berplester sedangkan bagian luar dari campuran semen. Bagian dalam tembok sebaiknya dibuat dari campuran pasir, kapur dan semen dengan perbandingan 3:2:1 yang sangat baik untuk mengendalikan suhu dan kelembaban udara. Untuk mengurangi bau semen dapat disirami dengan aroma/ parfum yang sudah banyak di produksi di era mileneal ini.

Kerangka atap dan sekat tempat melekatnya sarang-sarang dibuat dari kayu- kayu yang kuat, tua dan tahan lama, awet, tidak mudah dimakan rengat. Jenis Kayu yang banyak digunakan para petani walet adalah kayu Kenanga dan kayu Meranti, Atapnya terbuat dari genting.

Gedung walet perlu dilengkapi dengan roving room sebagai tempat berputar- putar dan resting room sebagai tempat untuk beristirahat dan bersarang. Jumlah lubang tergantung pada kebutuhan dan kondisi gedung. Letaknya lubang menghadap ke arah burung walet lewat dan dinding lubang dicat hitam.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bukti Respon Suara Master Waler