TINGGI ANTAR LANTAI DAN SEKAT

Tinggi Antarlantai Tinggi antarlantai yang ideal itu adalah 3 meter, namun apabila memiliki keterbatasan dana dan material bisa saja dibawah itu, namun apa yang kita terapkan didalam RBW tentu saja ada kelebihan dan kekurangannya. Jangan ragu, semua ada solusi asal mau dikerjakan. Buku ini hanya menceritakan tinggi rendahnya bangunan, untuk itu silahkan baca secara seksama. Tinggi ideal itu 3 meter dan harus setiap 4 meter persegi ada 10 lubang angin angin, jadi tinggi 3 meter aja 10 lubang apalagi dibawah 3 meter. Ini berdasarkan standarisasi. Untuk bahan perbandindangan silahkan buat suatu contoh ruangan yang rendah dan minim angin angin, maka temperatur yang ada didalam akan mendekati derajat celcius dan akan terasa hawa panas yang pengap. Justru itulah kolaborasi antar ruang, yaitu tinggi antar lantai, jumlah angin- angin dan air. Semua unsur ini sangatlah penting untuk membuat suhu ruangan yang sejuk dan bisa dikendalikan. Berdasarkan pengalaman yang ada dilapangan sangat jarang bangunan rendah yang sukses, hanya beberapa saja itupun karena dipengaruhi lokasi yang memang banyak populasi dan belum ada saingan. Namun, apabila diarea persaingan atau area central serta banyak gedung berdiri kemungkinan akan sulit bersaing karena faktor kenyaman dalam gedung. Rata-rata gedung yang berhasil itu memilii ketinggian yang ideal karena selain faktor suhu, burung walet juga bisa merasa aman karena jauh dari jangkauan dan akses yang luas untuk keluar masuk. Sebaiknya sebelum membangun harus perhatikan ketinggian antarlantai, kebanyakan orang membuat RBW di Era Millenial ini semakin tinggi keatas semakin rendah. Maksudnya seperti ini Lantai dasar pertama tingginya 3 meter, lantai kedua tingginya 2,7 meter, lantai ketiga 2,5 meter atau sama 2,7 meter kemudian disambung dengan plafon atau atap. Jelas bangunan dengan ketinggian seperti ini yang paling sejuk itu hanya lantai pertama saja. Tinggi gedung seperti ini sebenarnya kurang efektif karena panas itu semakin keatas semakin panas, maka ruangan juga harus semakin luas agar panas tidak mudah cepat sampai kebawah. Saya rasa penjelasan ini bisa dimengerti. Jadi seperti apa tinggi yang yang ideal? Menurut penulis tinggi ideal yang bagus itu semakin keatas semakin tinggi bukan semakin keatas semakin rendah. Misal, lantai pertama 2,75 meter, lantai kedua 3 meter, lantai ke ketiga 3,25 suhu akan hampir merata antar lantainya apalagi menggunakan desain lantai dan lubang angin yang sudah dijelaskan di bab sebelumnya. Jelas saja suhu akan terasa. Semakin luas ruangan maka tidak akan pengap, semakin sempit mungkin anda bisa membayangkan dan membuktikan sendiri. Itulah pembahasan mengenai perlunya memperhatikan tinggi antar lantai, ini diadopsi dari berbagai macam teori dan praktek dilapangan. Semoga bisa membantu. Sekat Sekat atau pembatas merupakan salah satu istilah yang sering dipertanyakan dalam RBW, Apakah perlu sekat atau tidak? Tentu saja hal ini juga menjadi bahan perbincangan dari segi bentuk dan fungsinya. Melalui buku ini penulis sedikit menjelaskan mengenai sekat. Bentuk sekat ada beberapa macam misalnya sekat gantung dan sekat full. Sekat gantung hanya menggunakan sekat mulai dari 30 s.d 50 cm. Sedangkan sekat full adalah kebalikannya hanya membuat lubang masuk yang menyerupai LMB yang biasanya diletakan didepan mulut ruang inap. Sekat biasanya ada yang menggunakan terpal, kain, ambal, triplek dan berbagai nmacam bahan lainnya. Sekat biasanya diperuntukan untuk menahan cahaya agar tidak langsung masuk keruang inap dan juga untuk membentuk suatu ruangan atau membagi ruangan. Sebenarnya sekat ini akan berfungsi tergantung dari bangunan kita sendiri. Apabila bangunan itu lebarnya minimalis dan panjangnya juga sederhanya tidak dianjurkan untuk melakukan penyekatan seperti bangunan 4x8 meter kemudian banyak sekat akan mempersulit akses burung keluar masuk kedalam RBW. Fungsi sekat selain sebagai pembatas tentunya juga untuk mengurangi intensitas cahaya dan membantu meredam bunyi yang berlebihan atau polusi suara yang ada dilingkungan sekitar serta membuat walet juga mudah menandai tempat dia bersarang. Jadi saran dari penulis sebelum lakukan penyekatan jangan gunakan sekat jika bangunan anda minimalis jikalaupun ada jangan terlalu banyak agar akses burung luas dan mudah menjelajahi RBW. Gunakan bahan yang tidak bergerak dan tidak memantulkan warna agar tidak menganggu kenyaman walet salah satunya terpal atau kai tipis yang mudah bergerak, hal ini akan membuat walet takut untuk mendekat karena ada gerakan didalam ruangan apabila tertiup angin dari ventilasi. Untuk sekat yang disarankan itu melihat intensitas cahaya yang masuk. Apabila LMB sejajar dengan Matahari dan cahaya langsung masuk kerung inap maka perlu melakukan penyekatan agar bisa membendung cahaya yang masuk. Ukuran penyekatan pun disesuaikan dengan RBW minimal sekat dari atas itu 60 cm dari samping itu 70 cm dan lubang masuk ruangan itu minimal 80x80 cm. Jangan gunakan lubang masuk ruang inap yang kecil seperti ukuran LMB karena akan mempersulit akses burung walet. Peternak dapat menghemat melalui pemilihan bahan material dan. pengaturan luasan bangunan walet. Untuk bahan material yang murah, peternak dapat menggunakan kayu. Apabila ketersediaan kayu terbatas, peternak bisa menggunakan batu bata. Agar lebih hemat, pemasangan bat bata bisa setengah atau seperempat dengan posisi berdiri. Umumnya peternak menggunakan bahan padat seperti papan atau tripleks sebagai sekat. Secara ekonomis, kain lebih murah dibanding tripleks. Selain itu, kain juga bisa langsung dipakai, sedangkan tripleks harus dikeringanginkan dahulu agar bau khas kayu hilang. Dari luasan 4 m x 8 m itu se'daknya terdapat 2 ruang dengan fungsi berbeda. Ruang pertama sebagai ruang putar berfungsi sebagai tempat terbang alias berputar walet sebelum masuk ke ruang sarang. Sementara ruang kedua ruang sarang. Fungsinya tempat untuk bersarang walet. Pembuatan bangunan bisa bertingkat atau sejajar. Rumah monyet yang menjulang membuat penampilan iumah walet seluruhnya menjadi lebih tinggi dari bangunan lain. Itu akan memudahkan walet untuk masuk. Selain itu, dapat berlayar walet muda yang baru belajar terbang, Walet muda yang akan memilih rumah yang memiliki posisi lubang masuk lebih tinggi. Harap maklum, gaya terbang walet muda bergerak lurus ke depan karena ia belum mahir melakukan.manuver. Kehadiran walet muda memang diharapkan dapat menghasilkan populasi walet di bangunan bertambah. Letak rumah monyet paling baik di depan, tengah, dan belakang dari bangunan itu. Ru kah itu perlu dibuatkan lubang masuk di penjuru mata angin, tanpa perlu melihat Arah walet datang. Ukuran lubang masuk bervariasi, minimal 50 cm x 30 cm. Namun, ada pula yang memakai ukuran 100 cm x 30 cm. Singkat kataukuran itu harus cukup nyaman untuk keluar-masuk walet. Dewasa ini banyak sekali praktisi dan konsultan yang bermunculan dalam penanganan RBW. Jelas kita sudah banyak melihat baik itu dari Lokal, konsultan dari luar daerah dan sebagainya. Ada yang membaginya lewat Youtube, Facebook, Grup WhatsApp, Telegram, dan media sosial lainnya, yang jelas semua sangat bermanfaat dan bisa membantu dikalangan perwaletan. Melalui buku ini penulis akan merangkum berbagai macam metode atau cara yang digunakan para praktisi dalam RBW.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bukti Respon Suara Master Waler