Desain dan Tata Ruang lantai 2

Lantai Dua Lantai dua atau lantai kedua bagian dari rbw apabila anda membangun 2 s.d 4 lantai, lantai 2 juga punya peran penting untuk menghubungkan antar lantai. Pastinya setiap lantai punya peran penting karena ada tata ruang yang harus dilakukan didalam ruangan, dilantai dua tepatnya disamping atau disetiap sisi ruangan harus ada lubang yang berbentuk selokan untuk menghububgkan antara lubang dengan selokan lantai dasar karena setiap dinding akan dialiri air. Perhatikan gambar berikut.
Pada gambar tersebut disetiap pinggir lantai dilubangi selebar 40 cm meter. Adapun fungsi dari lubang ini pertama membuat suhu merata dari lantai dasar kelantai atas. Kedua, memudahkan mengaliri air di dinding dan agar air langsung jatuh ke lantai dasar tepatnya diselokan. Ketiga memudahkan membuang kotoran apabila ada debu-debu atau bekas pengerjaan fungsi lainnya juga banyak tapi intinya adalah agar suhu merata setiap ruangan dan mudahn memainkan air dan udara. Dengan cara seperti ini maka gedung akan sejuk karena memadukan antara udara dan air. Selain itu, dilantai dua juga perlu dibuat lubang sebesar 40x60 cm untuk memudahkan burung manuver turun kebawah tanpa harus kembali ke void dan masuk kelantai yang lain tapi sudah ada lubang antar lantai. Biasanya begitu burung masuk dari lmb ke ruang inap dan main-main didalam hanya akan singgah di satu lantai saja. Jadi penulis menyarankan untuk membuat lubang antar lantai minimal 40x60cm agar ada akses burung turun dari lantai atas kebawah. Sebagai ilustrasi perhatikan gambar berikut.
Pada gambar diatas berupa ilustrasi pergerakan burung ketika masuk kedalam ruangan. Dengan adanya lubang didalam ruangan akan memudahkan burung mengakses semua ruangan disemua lantai dan bagaimana sebaliknya seandainya tidak ada lubang didalam inap bw akan kesulitan untuk mengakses lantai lainnya apalagi misalkan bangunan kita terdiri atas beberapa lantai. Biasanya bw hanya mengakses ruang yang lebih dekat saja tapi begitu kita sediakan lubang bw akan mudah keluar masuk disemua ruangan tapi kalau akses kurang maka bw akan disitu situ saja dan harus kembali lagi ke void baru bisa turun kebawah. Perhatikan gambar berikut.
Pada gambar diatas memperlihatkan tidak adanya lubang didalam lantai inap dan tentu saja bw akan kesulitan mengakses ruang lain. Perhatikan alur panah dari gambar tersebut hal ini membuktikan dengan adanya lubang maka akses untuk kelantai lain akan lebih mudah. Dapat disimpulkan untuk lantai kedua harus punya lubang ruang inap minimal 40x60cm dan lubang samping seperti penjelasan diatas. Untuk ventilasi samakan saja dengan lantai dasar yaitu setiap 4 meter ada minimal 9 lubang angin. Lantai 3 Pada pembahasan dilantai pertama dan kedua sudah banyak dikupas mengenai ventilasi, lubang ruang inap dan lubang disetiap sisi ruangan. Untuk lantai 3 hampir sama saja dengan lantai kedua, namun akan berbeda apabila RBW kita hanya 3 lantai karena akan ada atap diatasnya dan merupakan lantai terakhir dan merupakan tempat air mengalir dari dinding lantai 3 jatuh ke lantai dasar. Kalaupun seandainya bangunan kita ada empat lantai maka untuk lantai 3 samakan saja dengan lantai kedua. Jadi penulis berasumsi dan beranggapan bahwa bangunan yang digarap hanya 3 lantai. Lalu, bagaimana tata ruang lantai terakhi? Lantai terakhir adalah lantai yang biasanya paling panas. Bagaimana Solusinya? Pada lantai 3 lapisan atasnya harus diperhatikan karena merupakan ruangan yang paling tinggi dan banyak terkena sinar matahari otomatis ruangan akan terasa panasnya. Untuk lantai 3 sebaiknya diberi lapisan atau plafon agar bisa membantu meredam panas. Jarak yang ideal dari lantai ke atap sekitar 1,5 meter dan lantainya dilapisai dengan aluminium voiln dan bahan peredam panas lainnya. Selain itu juga bisa didesain sebuah kolah air yang mengalir dan diberi atap diatasnya agar panas tidak mudah masuk karena kalau ada air suhu akan terjaga karena air yang bergerak kemudian ditiup angin akan terasa dingin. Untuk dinding lantai ketiga atau lantai terakhi harus ada pipa ¾ in yang sudah di lubangi seperti lubang jarum sepanjang pipa dan sudah tersambung dengan aliran air. Hal ini perlu diperhatikan untuk memberi pipa disetiap pinggiran dinding sabagai rembesan dari atas kebawah. Air yang mengalir akan membasahi seluruih dinding rbw dan melewati setiap lubang pinggiran antar lantai, itulah fungsi selokan dan lobang pinggiran yang sudah dibahas dilantai dasar dan kedua yaitu sebagain akses air untuk rembesan dinding dan tertampung di selokan. Dengan begitu suhu panas akan terdam apalgi ditambah tiupan angin dari ventilasi kuku yang sudah dimodifikasi sebelumnya. Sistem ini disebut sistem rembesan dinding biasanya dimaikan dipukul 15.00 s.d 16.00 jeda satu jam kemudian dinyalakan lagi pukul 5.30 s.d 18.30 sebelum burung pulang. Adapun alasan penjelasan jam diatas karena puncak panas itu ada di jam 3 sore. Jadi untuk mengeluarkan hawa panas kita harus memainkan air selama 1 atau 2 jam jadi begitu bw pulang ruangan sudah sejuk dan bisa bw betah otomatis bikin bw menginap. Perhatikan gambar berikut.
Pada gambar ini pipa bisa disimpan disekeliling ruang inap dan bisa di void yang penting ketika air jatuh tidak mengenai lantai setiap ruang inap tapi melewati pinggiran lubang yang sudah dibuat tembus kelantai dasar. Inilah salah satu rahasia mendinginkan gedung dan standarisasi. Tapi belum semuanya selesai disini ini masih 60% jadi diperhatikan cara kerjanya. Fungsi rembesan ini menghalangi panas masuk langsung keruangan dan terjadi proses penguapan dan uap ini akan menimbulkan hawa panas, disinilah peran ventilasi yang membawa uap panas keluar dan menggnti dengan udara segar dijam – jam sore menjelang magrib atau saat burung sudah mau pulang, apalagi hal ini konsisten dilakukan dan ditunjang oleh suara respon akan membantu percepatan menginap untuk gedung baru dan berkembang untuk gedung lama. Pembahasan mengenai lantai dan dinding sudah dikupas tinggal anda praktekkan dan rasakan dampaknya, apabila ini dilakukan anda akan membuktikan hasilnya sendiri secara langsung. Lantai juga harus dilapisi bahan uang tidak mudah terserap air dan lantai juga tidak boleh ada celah sedikit pun yang mengakibatkan kotoran bw bisa jatuh kelantai lainnya. Standarisasi rbw merupakan hal wajib diketahui oleh para petani walet untuk mempercepat bw untuk menginap. Di dalam membangun RBW tentunya tidak lepas dari segi desain dan tata ruang. Untuk tata ruang sudah sedikit dibahas di Bab 3 mulai dari lantai, dinding, dan ventilasi. Jadi di bab ini hanya dihubungkan saja dengan Bab 3 tapi pembahasannya akan di mulai dari LMB. Adapun materi yang akan diutarakan pada bab ini yaitu Lubang Masuk Burung (LMB) Terowongan (Void) Luas Antar Lantai (LAL) Sekat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bukti Respon Suara Master Waler