METODE PENGAIRAN (SACA)

Metode Pengairan

Terinspirasi dari teman-teman kicau mania yang sering melakukan lomba bunyi burung sehingga saya bertanya, hal apa yang disukai burung, dan jawabannya pun sangat mengejutkan saya. Ternyata salah satu hal kesukaan burung adalah air. Kenapa bisa karena setiap hari para kicau mania memandikan burung dan melatihnya untuk mengeluarkan bunyi-bunyi yang merdu sambil mandi dibak bak air.

Selain itu kicau mania juga menggunakan suara rekaman bunyi air dan alam yang didapatkan di youtube untuk relaksasi burungnya. Setelah saya cari di youtube ternyata benar, banyak orang menggunakan suara air untuk relaksasi dan terapi burung. Pemahaman saya mengenai metode pengairan ini semakin bertambah, ternyata hampir semua burung itu menyukai air termasuk burung walet.

Pengaplikasian air di rumah burung walet ini digunakan untuk merangsang burung dan membuat walet bermain main sehingga mengeluarkan suara dan mengundang burung yang lain untuk berdatangan.

Namun metode ini masih belum sepenuhnya berhasil, karena masih ada efek dari pembuatan rain room (hujan dalam ruangan) yang kontruksi bangunan yang terbuat dari kayu akan segera lapuk dan juga metode ini hanya ramai diluar saja dan tidak sampai masuk kedalam,

Metode Pengairan ini juga cukup populer di Indonesia, banyak sekali petani penasaran dengan metode ini karena sangat dirahasiakan dan untuk mendapatkannya harus mengeluarkan dana yang lumayan banyak karena ilmu ini dianggap ampuh dan bisa membuat walet mengeluarkan suara aslinya.

Metode ini sangat banyak diminati oleh petani sejak pertama kali muncul di media sosial Youtube. Namun kebanyakan petani tidak mampu untuk menerapkannya karena faktor biaya dari mendatangkan pakarnya.

Melalui buku ini akan sedikit menjawab rasa penasaran para petani. Metode ini menggunakan air yang disemprotkan dengan menggunakan mesin pompa RO dan spuyer dengan 0,2 mm. Spuyer atau Nozzle ini dletakkan di bagian void dan LMB. Dibagian void itu di pasang di dinding void paling atas dan embun air akan jatuh kebah seperti air hujan. 

Alat alat yang digunakan 



TONTON VIDEONYA METODE PENGAIRAN

Contoh Alat Tonton Disini

Inilah yang menjadi kunci utama burung walet mau bermain main tanpa menggunakan suara panggil. Ini dipasang di void dan di LMB.

Untuk aplikasinya dan hasilnya sudah saya perlihatkan di channel youtube Master Walet dari segi penerapan dan reaksi walet jadi silahkan kunjungi channel ini kalau anda penasaran.

Saya hanya memperlihatkan contoh saja, silahkan kawan-kawan para petani memodifikasi dan mengembangkannya sendiri sesuai dengan gedung masing-masing. Walet tidak memandang merk dan tidak memandang harga, apapun alat yang digunakan yang penting bisa membantu perkembangan walet. Belum ada teori yang baku dan penelitian ilmiah yang resmi sejauh ini. Semoga bermanfaat untuk para petani.

Selain mesin diatas juga bisa menggunakan mesin pengabut yang sudah dirancang khusus untuk membantu memainkan suhun dan kelembapan. Untuk itu penulis menyarankan untuk menggunakan produk dari Audax yang yang sudah terbukti dan teruji serta menjadi andala para petani. Audax telah melakukan terobosan baru dengan menbuat mesin kabut. Berikut gambar dan spesifikasinya.

Mesin kabut ini sudah di produksi dan dipasakan hampir keseluruh penjuru Indonesia. Sangat mudah dan murah, banyak ready stok di toko toko online. Kenapa harus audax? Karena sudah teruji dan terbukti kualitasnya. Setiap petani walet pasti mengenal audax karena rata-rata perangkat yang digunakan itu dari audax.

Menurut Salah satu petani dari Kalimantan Tengah yaitu pak Toni pemilik salah satu RBW yang berusia 2 tahun sudah bisa panen 3 kilogram, hal yang harus diperhatikan adalah suara dan suhu dimalam hari. Kata beliau suhu dimalam hari harus terjaga tidak kurang dari 26 derajat, itulah kunci sukses beliau. Berikut bukti gambar gedung dan hasil panen.

Berikut Mesin Pompa yang direkomendasikan 


Bisa Langsung Order Disini


Demikian Informasi yang bisa kita bagi, semoga bermanfaat, untuk lebih jelasnya silahkan kunjungi Master Walet Channel di Youtube..


Salam perwaletan...

Wassalam


Menggunakan Aroma Walet




Menggunakan Aroma

Semakin maraknya dunia perwaletan kini semakin banyak pula inovasi dan teknik yang diterapkan didalam rumah walet salah satunya dengan mengunakan aroma-aroma yang dipercaya ampuh untuk membuat walet betah dan ada pula yang menganggap dengan aroma bisa membantu perkembangan rumah walet dengan cepat dibanding tidak menggunakan sama sekali


Air dari Putih telur dan sarang walet juga bisa digunakan sebagai parfum ruangan. Tinggal tambahkan dengan air secukupnya kemudia semprotkan keseluruh ruangan agar bau amisnya menyebar. Trik ini sudah dilakukan oleh salah satu pakar walet.


Selain cair juga ada dalam bentuk bubuk, hal ini untuk mempermudah pengiriman dan mengehemat biaya kirim.




SUARA TERBARU 2021

Hanya 300rb

Order Sekarang Juga Disini

Suara ini merupakan suara terbaru yang rilis di tahun 2021, ini merupakan suara pertama di tahun ini, DNA yang diambil dari Grand Eye dan suara lainnya membuat suara ini punya karakter baru.

Untuk harga sendiri, hanya 300rb saja dan itu pun sudah termasuk suara inap dan sudah dalam bentuk flashdisk.

Mengenai tata cara pembelian, silahkan langsung transfer ke Rekening 

BNI 0346405426

BRI 106001010013507

Atas Nama Andi Muhammad Yahya

Untuk konfirmasi bisa ke WAB 082353281328

Dengan menyertakan Alamat seperti:

Nama:

Hp:

Alamat:

Desa:

Kec:

Kab:

Prov:

Note: Ongkos kirim bisa langsung atau COD


RESPON SUARA GRAND MASTER 2020


Respon Suara Panggil
WOW

MENGGUNAKAN SUARA WALET MP3

Order Suara walet di DISINI
LINK DIBAWAH 🔉🔗

Menggunakan Suara Panggil.

Pada umumnya suara merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan sebuah rumah burung. bahkan banyak sekali petani meyakini bahwa kunci sukses RBW mereka terletak pada suara walet mereka sendiri. Suara yang dimaksud disini adalah suara yang dibuat sendiri oleh manusia yang sama persis dengan suara walet namun menggunakan speaker kecil dan amplifier sebagain mesin audionya yang dipasang di RBW baik dari LMB sampai ruang inap. Ada yang mengatakan mustahil sebuah rumah walet bisa berhasil tanpa menggunakan suara. Suara Panggil ini terletak di mulut pintu masuk atau sering disebut LMB, dipasangkan satu atau beberapa speaker atau sering dikenal twitter walet untuk audio dalam budidaya walet. Terlepas dari suara Cek Lokasi atau CEKLOK, Perlu kita ketahui suara walet yang digunakan petani pada umumnya terdari dari tiga jenis yaitu, Suara Panggil, suara tarik dan suara inap. Ketiga jenis Suara ini dibedakan berdasarkan karakter bunyinya. Suara panggil didominasi oleh suara induk dan ada suara panggilan kawin yang bisa membuat walet merespon dan mendekat ke RBW kita. Suara tarik Suara yang didalamnya terdapat suara Induk dan Anakan, sedangkan suara Inap didominasi oleh bunyi anakan. Bagaimana mengetahui Suara panggil yang respon? Tentunya bukan hanya walet yang banyak berdatangan dan berputar diatas gedung karena cek lokasi pun bisa. Petani harus jeli terhadap suara walet dan bisa membedakan jenis jenis suara, jangan sampai keliru dalam memilih suara karena itu akan berdampak terhadap RBW. Suara walet yang respon itu suara yang ketika dipasang langsung membuat burung mendekat dan masuk ke kegedung serta bermain main di LMB. Apabila suara sudah mulai respon tinggal kondisi gedung yang menyesuaikan yaitu suhu dan akses walet dalam gedung. Sebagai saran gunakan suara walet yang sudah banyak dipakai orang sukses dan sudah teruji dan pastinya harus mencari tau siapa editornya karena akan sangat berpengaruh antara editor dan suara hasil kerjanya. Suara Panggil yang digunakan harus dicari tau asal usulnya dan siapa yang membuatnta, cici suara respon sudah penulis bagikan di media sosial Youtube tinggal dipadukan dengan pengetahuan yang anda dapat dari buku ini. Suara walet yang respon mampu membuat walet tertatik dan datang mengunjungi lmb kita serta masuk menjelajah kedalam gedung, apabila terasa nyaman bisa jadi burung langsung menginap. Jadi kesimpulannya gunakan suara panggil yang respon yang mampu memikat sampai nempel di twitter panggil dan sudah diuji kualitasnya serta responnya mampu bertahan selama mungkin. Selain dari kualitas suara, petani juga harus memperhatikan Twitter yang digunakan, karena twitter ini akan berada dimulut LMB dan pasti akan terkena hujan dan panas. Untuk menghindari kemungkinan terburuk misalnya konsleting listrik karena kabel atau twitter terkena air hujan maka gunakan twitter anti air. Seperti produk yang dikeluarkan oleh AUDAX misalnya. Twitter AUDAX sudah menggunakan bahan Neodymium waterproof.

 Suara Tarik 
Selainn dari suara panggil masih ada jenis suara yang perlu diperhatikan oleh petani baik deri segi jenis suara dan peletakkan posisi suara yaitu suara tarik. Suara tarik ini merupakan penyambung dari suara panggil yang ada di lmb ketika walet mulai masuk kedalam rbw. Suara tarik ini mempunyai bunyi yang khusus ada yang berbeda dengan suara panggil dan ada juga yang sama, hal ini bergantung pada karakter suara dan penggunaan mesin audio-ampli, karena kebanyakan petani hanya memakai 1 ampli dengan 2 slot usb, otomatis hanya menggunakan 2 jenis suara yaitu suara panggil dan suara inap. Jadi mau tidak mau suara tarik sama dengan suara panggil hanya berbeda jalur saja. Untuk lebih baiknnya disarankan agar petani membeli ampli 3 slot agar bisa membedakan suara panggil, tarik, dan inap. Hal ini memudahkan dalam melakukan penyetingan suara dan mekombinasikannya karena ketiga suara ini harus saling nyambung atau balance, Peletakan suara ini lebih bagusnya ada di void, mulai dari lmb hitung peletakkan twitter sejauh 4 meter kebawah dan kemudian 4 meter lagi kebawah sampai dengan lantai paling dasar kemudian masuk ke ruang inap pun dari LAR itu juga punya jarak 4 meter. Fungsi dari tata letak ini untuk memandu burung untuk turun dan mengakses ruangan sampai kebawah. Kemudian di LAR juga diletakkan twiiter tarik juga mengarah sejajar LAR saja. Dari LAR hitung mundur kesirip jarak 4 meter letakkan disudut dari sirip sampai nempel dinding. Apabila bangunan panjang berarti ukur lagi 4 meter kebelakang dan letakkan lagi twitter tariknya. Jadi selain tata letak juga perhatikan jenis suara tarik dan twitter yang digunakan, kebanyakan suara tarik disamakan dengan suara panggil. Sebenarnya tidak masalah asal karakter suaranya juga ada anakan tp kalau tidak ada suara anakan sebaiknya gunakan suara tarik yang didominasi bunyi anak. Pada twitter tarik penulis merekomendasikan untuk menggunakan twittwer AX-65 produk dari AUDAX karena sudah banyak dipakai dan terbukti Selain itu, karena twitter tarik harus lebih besar frekuensi suaranya otomatis twitter yang digunakan juga spesifikasinya harus jelas.

Suara Inap 

Suaraa inap merupakan bunyi suara yang didominasi oleh bunyi suara anak burung walet. Suara ini dipakai untuk memberi stimulus kepada burung walet agar ruangan terasa seperti populasi walet sesungguhnya karena terdengar ramai dan banyak bunyi anak yang terdengar. Suara inap ini harus suara suara jernih dan pastinya mirip dengan suara walet langsung, jelas saja suara ini menjadi salah satu penentu kesuksesan dalam budidaya perwaletan. Suara inap yang bagus itu harus jernih dan tidak ada noise, untuk itu gunakan merk twitter yang pas dan sudah teruji puluhan tahun seperti AUDAX 61 yang sangat berkualitas. Sejak 1986 - AX61 pertama kali diproduksi sebagai tweeter serbaguna, dan sampai sekarang tetap legendaris. Pada tahun 2017 - AX-61S hadir di Indonesia untuk memenuhi permintaan Peternak Walet Indonesia yang membutuhkan kekuatan tweeter legendaris, namun berwarna putih untuk memandu walet bersarang ke nesting plank. Suara juga menjadi faktor penting kesuksesan sebuah RBW sangat jarang sekali RBW sukses tanpa ada twitter inap didalamnya, bahkan pernah ada metode yang membuang twitter inap didalam dan tidak menggunakan suara justru produksi sarang berkurang. Kalau produksi sarang berkurang berarti jumlah populasi burung menurun. Selain itu juga pernah menemukan kasus dilapangan setiap kali burung moles sedikit demi sedikit kemudian ditinggalkan. Katanya faktor suhu, padahal sebenarnya itu karena twitter inap kadang hidup mati. Jadi perlu diperhatikan juga ketahan speaker yang dipakai untuk menjaga kualitas produksi didalam ruang inap. Posisi twitter inap sebaiknya setiap 1 sirip itu harus ada twitter inap yang terletak di setiap sisi sirip, dan jangan terlalu menumpuk ditengah, usahakan berada dipinggir atau disudut tiap sirip agar sarang yang dihasilkan bisa berbentuk mangkok. Untuk menghasilkan suara inap yang baik sebaiknya gunakan AUDAX, karena sudah lebih 30 tahun telah dibuktikan kualitasnya. Twitter AX-61 merupakan tweeter serbaguna, yang dapat digunakan sebagai suara inap, suara jalan, bahkan dikolaborasikan dengan suara panggil. AX-61 adalah produk terlaris, yang telah menjadi kebanggaan selama hampir 30 tahun karena telah terbukti meningkatkan kuantitas sarang burung walet. Terlebih lagi. AX-61 dibuat dari bahan-bahan terbaik, sehingga kualitas dan daya tahannya lebih unggul dari tweeter biasa. Jadi pada pembahasan kali ini sudah dijelaskan metode pengunaan suara sampai penggunaan twitter yang dirokemendasikan. Untuk suara sendiri sudah menjadi faktor penting yang harus diperhatikan bahkan menjadi syarat wajib yang harus diutamakan dalam budidaya walet. Jadi sebaiknya gunakan yang sudah terbukti dan teruji agar membantu produksi RBW terus berkembang baik dari segi Twitter dan Suara itu sendiri.



Download SP GRAND PRO 2019
Download Inap Dalam Gua
Tonton Respon Suara Terbaik

TINGGI ANTAR LANTAI DAN SEKAT

Tinggi Antarlantai Tinggi antarlantai yang ideal itu adalah 3 meter, namun apabila memiliki keterbatasan dana dan material bisa saja dibawah itu, namun apa yang kita terapkan didalam RBW tentu saja ada kelebihan dan kekurangannya. Jangan ragu, semua ada solusi asal mau dikerjakan. Buku ini hanya menceritakan tinggi rendahnya bangunan, untuk itu silahkan baca secara seksama. Tinggi ideal itu 3 meter dan harus setiap 4 meter persegi ada 10 lubang angin angin, jadi tinggi 3 meter aja 10 lubang apalagi dibawah 3 meter. Ini berdasarkan standarisasi. Untuk bahan perbandindangan silahkan buat suatu contoh ruangan yang rendah dan minim angin angin, maka temperatur yang ada didalam akan mendekati derajat celcius dan akan terasa hawa panas yang pengap. Justru itulah kolaborasi antar ruang, yaitu tinggi antar lantai, jumlah angin- angin dan air. Semua unsur ini sangatlah penting untuk membuat suhu ruangan yang sejuk dan bisa dikendalikan. Berdasarkan pengalaman yang ada dilapangan sangat jarang bangunan rendah yang sukses, hanya beberapa saja itupun karena dipengaruhi lokasi yang memang banyak populasi dan belum ada saingan. Namun, apabila diarea persaingan atau area central serta banyak gedung berdiri kemungkinan akan sulit bersaing karena faktor kenyaman dalam gedung. Rata-rata gedung yang berhasil itu memilii ketinggian yang ideal karena selain faktor suhu, burung walet juga bisa merasa aman karena jauh dari jangkauan dan akses yang luas untuk keluar masuk. Sebaiknya sebelum membangun harus perhatikan ketinggian antarlantai, kebanyakan orang membuat RBW di Era Millenial ini semakin tinggi keatas semakin rendah. Maksudnya seperti ini Lantai dasar pertama tingginya 3 meter, lantai kedua tingginya 2,7 meter, lantai ketiga 2,5 meter atau sama 2,7 meter kemudian disambung dengan plafon atau atap. Jelas bangunan dengan ketinggian seperti ini yang paling sejuk itu hanya lantai pertama saja. Tinggi gedung seperti ini sebenarnya kurang efektif karena panas itu semakin keatas semakin panas, maka ruangan juga harus semakin luas agar panas tidak mudah cepat sampai kebawah. Saya rasa penjelasan ini bisa dimengerti. Jadi seperti apa tinggi yang yang ideal? Menurut penulis tinggi ideal yang bagus itu semakin keatas semakin tinggi bukan semakin keatas semakin rendah. Misal, lantai pertama 2,75 meter, lantai kedua 3 meter, lantai ke ketiga 3,25 suhu akan hampir merata antar lantainya apalagi menggunakan desain lantai dan lubang angin yang sudah dijelaskan di bab sebelumnya. Jelas saja suhu akan terasa. Semakin luas ruangan maka tidak akan pengap, semakin sempit mungkin anda bisa membayangkan dan membuktikan sendiri. Itulah pembahasan mengenai perlunya memperhatikan tinggi antar lantai, ini diadopsi dari berbagai macam teori dan praktek dilapangan. Semoga bisa membantu. Sekat Sekat atau pembatas merupakan salah satu istilah yang sering dipertanyakan dalam RBW, Apakah perlu sekat atau tidak? Tentu saja hal ini juga menjadi bahan perbincangan dari segi bentuk dan fungsinya. Melalui buku ini penulis sedikit menjelaskan mengenai sekat. Bentuk sekat ada beberapa macam misalnya sekat gantung dan sekat full. Sekat gantung hanya menggunakan sekat mulai dari 30 s.d 50 cm. Sedangkan sekat full adalah kebalikannya hanya membuat lubang masuk yang menyerupai LMB yang biasanya diletakan didepan mulut ruang inap. Sekat biasanya ada yang menggunakan terpal, kain, ambal, triplek dan berbagai nmacam bahan lainnya. Sekat biasanya diperuntukan untuk menahan cahaya agar tidak langsung masuk keruang inap dan juga untuk membentuk suatu ruangan atau membagi ruangan. Sebenarnya sekat ini akan berfungsi tergantung dari bangunan kita sendiri. Apabila bangunan itu lebarnya minimalis dan panjangnya juga sederhanya tidak dianjurkan untuk melakukan penyekatan seperti bangunan 4x8 meter kemudian banyak sekat akan mempersulit akses burung keluar masuk kedalam RBW. Fungsi sekat selain sebagai pembatas tentunya juga untuk mengurangi intensitas cahaya dan membantu meredam bunyi yang berlebihan atau polusi suara yang ada dilingkungan sekitar serta membuat walet juga mudah menandai tempat dia bersarang. Jadi saran dari penulis sebelum lakukan penyekatan jangan gunakan sekat jika bangunan anda minimalis jikalaupun ada jangan terlalu banyak agar akses burung luas dan mudah menjelajahi RBW. Gunakan bahan yang tidak bergerak dan tidak memantulkan warna agar tidak menganggu kenyaman walet salah satunya terpal atau kai tipis yang mudah bergerak, hal ini akan membuat walet takut untuk mendekat karena ada gerakan didalam ruangan apabila tertiup angin dari ventilasi. Untuk sekat yang disarankan itu melihat intensitas cahaya yang masuk. Apabila LMB sejajar dengan Matahari dan cahaya langsung masuk kerung inap maka perlu melakukan penyekatan agar bisa membendung cahaya yang masuk. Ukuran penyekatan pun disesuaikan dengan RBW minimal sekat dari atas itu 60 cm dari samping itu 70 cm dan lubang masuk ruangan itu minimal 80x80 cm. Jangan gunakan lubang masuk ruang inap yang kecil seperti ukuran LMB karena akan mempersulit akses burung walet. Peternak dapat menghemat melalui pemilihan bahan material dan. pengaturan luasan bangunan walet. Untuk bahan material yang murah, peternak dapat menggunakan kayu. Apabila ketersediaan kayu terbatas, peternak bisa menggunakan batu bata. Agar lebih hemat, pemasangan bat bata bisa setengah atau seperempat dengan posisi berdiri. Umumnya peternak menggunakan bahan padat seperti papan atau tripleks sebagai sekat. Secara ekonomis, kain lebih murah dibanding tripleks. Selain itu, kain juga bisa langsung dipakai, sedangkan tripleks harus dikeringanginkan dahulu agar bau khas kayu hilang. Dari luasan 4 m x 8 m itu se'daknya terdapat 2 ruang dengan fungsi berbeda. Ruang pertama sebagai ruang putar berfungsi sebagai tempat terbang alias berputar walet sebelum masuk ke ruang sarang. Sementara ruang kedua ruang sarang. Fungsinya tempat untuk bersarang walet. Pembuatan bangunan bisa bertingkat atau sejajar. Rumah monyet yang menjulang membuat penampilan iumah walet seluruhnya menjadi lebih tinggi dari bangunan lain. Itu akan memudahkan walet untuk masuk. Selain itu, dapat berlayar walet muda yang baru belajar terbang, Walet muda yang akan memilih rumah yang memiliki posisi lubang masuk lebih tinggi. Harap maklum, gaya terbang walet muda bergerak lurus ke depan karena ia belum mahir melakukan.manuver. Kehadiran walet muda memang diharapkan dapat menghasilkan populasi walet di bangunan bertambah. Letak rumah monyet paling baik di depan, tengah, dan belakang dari bangunan itu. Ru kah itu perlu dibuatkan lubang masuk di penjuru mata angin, tanpa perlu melihat Arah walet datang. Ukuran lubang masuk bervariasi, minimal 50 cm x 30 cm. Namun, ada pula yang memakai ukuran 100 cm x 30 cm. Singkat kataukuran itu harus cukup nyaman untuk keluar-masuk walet. Dewasa ini banyak sekali praktisi dan konsultan yang bermunculan dalam penanganan RBW. Jelas kita sudah banyak melihat baik itu dari Lokal, konsultan dari luar daerah dan sebagainya. Ada yang membaginya lewat Youtube, Facebook, Grup WhatsApp, Telegram, dan media sosial lainnya, yang jelas semua sangat bermanfaat dan bisa membantu dikalangan perwaletan. Melalui buku ini penulis akan merangkum berbagai macam metode atau cara yang digunakan para praktisi dalam RBW.

STANDARISASI RUMAH BURUNG WALET

Standarisasi rbw merupakan hal wajib diketahui oleh para petani walet untuk mempercepat bw untuk menginap. Di dalam membangun RBW tentunya tidak lepas dari segi desain dan tata ruang. Untuk tata ruang sudah sedikit dibahas di Bab 3 mulai dari lantai, dinding, dan ventilasi. Jadi di bab ini hanya dihubungkan saja dengan Bab 3 tapi pembahasannya akan di mulai dari LMB. Adapun materi yang akan diutarakan pada bab ini yaitu 1.Lubang Masuk Burung (LMB) 2.Terowongan (Void) 3.Luas Antar Lantai (LAL) 4.Sekat Lubang Masuk Burung (LMB) Lubang Masuk Burung atau LMB merupakan titik yang sangat menentukan bagi suatu RBW, LMB merupakan akses keluar dan masuknya burung, semua RBW pasti punya LMB baik itu lubang naga atau pun lubang samping. Ukuran LMB, ukuran kadang menjadi pembahasan petani dan menjadi pertanyaan mendasar dalam pembuatan RBW. Untuk ukuran LMB menurut penulis minimal 40 cm x 70 cm. Kenapa demikianr? Karena ukuran lubang sangat memberi pengaruh burung walet ketika melakukan adaptasi di gedung baru, karena walet mencari rute keluar masuk yang mudah dan tidak terhalangi oleh suatu benda apapun, oleh karena itu penempatan LMB juga sangat mempengaruhi RBW. Arah LMB yang pas, biasanya LMB selalu diletakkan di bagian tengah dinding, padahal sebenarnya perlu diperhatikan kemana arah beputar dari koloni walet. Biasanya agak cenderung ke pinggir atau samping. Jarak ideal adalah 60cm dari kiri dan 70cm dari atap. Arah LMB yang benar adalah dari arah koloni walet pulang menuju ke central walet, ini dikenal dengan istilah jemput bola, jadi LMB harus mengarah keburung pulang bukan dari arah mata angin, arah matahari terbit, dsb. Jika arah burung walet terhalang oleh sesuatu benda atau dinding boleh saja membuat diarah lain tetapi gunakan twitter 4 penjuru atau dikenal dengan hexagonal twitter agar suara panggil bisa terdengar dari arah manapun. Apabila suara respon walet pasti singgah bermain dan mencari lubang masuk. Penempatan LMB juga harus memperhatikan letak void atau terowongan dan akses masuk ke ruang inap. Pada era sekarang LMB harus sejajar dengan Void agar memudahkan walet langsung manuver kedalam ruang inap. Void (Terowongan) Void atau terowongan atau istilah apa saja yang menyatakan akan hal ini, kita berbicara bahasa umumnya saja yang sudah dikenali oleh masyarakat atau petani pada umumnya. Jelas saja akan timbul pertanyaan berapa ukuran void yang ideal untuk rbw. Banyak sekali penulis jumpai RBW yang voidnya kurang ideal atau tidak sesuai dengan ukuran rbw. Ukuran yang bagus untuk void yaitu 35% dari bangunan. Jangan takut kalau void luas, justru BW senang jikalau ruang putar mereka luas dibanding terlalu sempit karena susah melakukan manuver. Mengapa lebih baik luas dari pada sempit secara ilmiah apabila ruangan sempit maka tekanan udara juga kurang, sedangkan BW mengandalkan udara untuk manuver. Luas Void kadang juga menjadi kendala bagi petani, ketidaktahuan petani pemula dengan tata ruang RBW menjadi alasan yang utama dalam kegagalan dalam budidaya walet. Banyak sekali RBW yang dijumpai dengan void yang kurang dari 35% dari luas RBW. Bagaimana cara menghitunganya, ini bukan hal yang Baku tapi hal yang flexibel atau menyesuaikan dengan kondisi RBW yang ada. Ambillah contoh RBW 8m x 12m ambillah void 4m x 4m agar bw mudah mengakases ruang inap dan bermain main didalam gedung. Intinya sesuaikan dengan kondisi bangunan dan sejajarkan dengan LMB. Contoh lain misalkan gedung ukuran 4*8 ambilla void semua lebarnya atau 4 tinggal sesuaikan panjangnya misal 4*2,5 atau selebihnya. Intinya apabila ukuran lebar minimal 4 ambillah 4 meternya sebagai luas void, dan apabila lebar mulai dari 6,8,10, juga bisa dimulai dari lebar 4 meter. Void yang ideal sangat membantu perkembangan produksi rumah burung walet karena rasa aman dan nyaman berada didalam gedung. Luas void juga membantu menekan suhu panas didalam ruangan, itulah sebabnya mengapa void itu harus luas selain membuat nyaman bw manuver juga bisa menekan suhu agar tidak terlalu panas karena banyak yang bisa dilakukan dan difungsikan di void salah satunya pemakaian sistem pengairan atau rembesan air. Untuk bangunan panjang usahakan gunakan 2 void, mengapa demikian agar bw mudah masuk dari lantai satu kelantai lainnya. Namun Void yang utama adalah void yang sejajar dengan LMB, void kedua yang dimaksud itu diletakkan didalam ruang inap minimal 40*60 Centimeter. Untuk lebih jelas buka halaman 33 tentang lantai. Berikut gambar RBW dengan 2 Void.
Penjelasan gambar diatas sudah tertera di Bab sebelumnya, tinggal bagaimana petani berkreasi dan memodifikasi. Beginilah sebenarnya void yang ideal apalgi bangunan yang berskala panjang.

Desain dan Tata Ruang lantai 2

Lantai Dua Lantai dua atau lantai kedua bagian dari rbw apabila anda membangun 2 s.d 4 lantai, lantai 2 juga punya peran penting untuk menghubungkan antar lantai. Pastinya setiap lantai punya peran penting karena ada tata ruang yang harus dilakukan didalam ruangan, dilantai dua tepatnya disamping atau disetiap sisi ruangan harus ada lubang yang berbentuk selokan untuk menghububgkan antara lubang dengan selokan lantai dasar karena setiap dinding akan dialiri air. Perhatikan gambar berikut.
Pada gambar tersebut disetiap pinggir lantai dilubangi selebar 40 cm meter. Adapun fungsi dari lubang ini pertama membuat suhu merata dari lantai dasar kelantai atas. Kedua, memudahkan mengaliri air di dinding dan agar air langsung jatuh ke lantai dasar tepatnya diselokan. Ketiga memudahkan membuang kotoran apabila ada debu-debu atau bekas pengerjaan fungsi lainnya juga banyak tapi intinya adalah agar suhu merata setiap ruangan dan mudahn memainkan air dan udara. Dengan cara seperti ini maka gedung akan sejuk karena memadukan antara udara dan air. Selain itu, dilantai dua juga perlu dibuat lubang sebesar 40x60 cm untuk memudahkan burung manuver turun kebawah tanpa harus kembali ke void dan masuk kelantai yang lain tapi sudah ada lubang antar lantai. Biasanya begitu burung masuk dari lmb ke ruang inap dan main-main didalam hanya akan singgah di satu lantai saja. Jadi penulis menyarankan untuk membuat lubang antar lantai minimal 40x60cm agar ada akses burung turun dari lantai atas kebawah. Sebagai ilustrasi perhatikan gambar berikut.
Pada gambar diatas berupa ilustrasi pergerakan burung ketika masuk kedalam ruangan. Dengan adanya lubang didalam ruangan akan memudahkan burung mengakses semua ruangan disemua lantai dan bagaimana sebaliknya seandainya tidak ada lubang didalam inap bw akan kesulitan untuk mengakses lantai lainnya apalagi misalkan bangunan kita terdiri atas beberapa lantai. Biasanya bw hanya mengakses ruang yang lebih dekat saja tapi begitu kita sediakan lubang bw akan mudah keluar masuk disemua ruangan tapi kalau akses kurang maka bw akan disitu situ saja dan harus kembali lagi ke void baru bisa turun kebawah. Perhatikan gambar berikut.
Pada gambar diatas memperlihatkan tidak adanya lubang didalam lantai inap dan tentu saja bw akan kesulitan mengakses ruang lain. Perhatikan alur panah dari gambar tersebut hal ini membuktikan dengan adanya lubang maka akses untuk kelantai lain akan lebih mudah. Dapat disimpulkan untuk lantai kedua harus punya lubang ruang inap minimal 40x60cm dan lubang samping seperti penjelasan diatas. Untuk ventilasi samakan saja dengan lantai dasar yaitu setiap 4 meter ada minimal 9 lubang angin. Lantai 3 Pada pembahasan dilantai pertama dan kedua sudah banyak dikupas mengenai ventilasi, lubang ruang inap dan lubang disetiap sisi ruangan. Untuk lantai 3 hampir sama saja dengan lantai kedua, namun akan berbeda apabila RBW kita hanya 3 lantai karena akan ada atap diatasnya dan merupakan lantai terakhir dan merupakan tempat air mengalir dari dinding lantai 3 jatuh ke lantai dasar. Kalaupun seandainya bangunan kita ada empat lantai maka untuk lantai 3 samakan saja dengan lantai kedua. Jadi penulis berasumsi dan beranggapan bahwa bangunan yang digarap hanya 3 lantai. Lalu, bagaimana tata ruang lantai terakhi? Lantai terakhir adalah lantai yang biasanya paling panas. Bagaimana Solusinya? Pada lantai 3 lapisan atasnya harus diperhatikan karena merupakan ruangan yang paling tinggi dan banyak terkena sinar matahari otomatis ruangan akan terasa panasnya. Untuk lantai 3 sebaiknya diberi lapisan atau plafon agar bisa membantu meredam panas. Jarak yang ideal dari lantai ke atap sekitar 1,5 meter dan lantainya dilapisai dengan aluminium voiln dan bahan peredam panas lainnya. Selain itu juga bisa didesain sebuah kolah air yang mengalir dan diberi atap diatasnya agar panas tidak mudah masuk karena kalau ada air suhu akan terjaga karena air yang bergerak kemudian ditiup angin akan terasa dingin. Untuk dinding lantai ketiga atau lantai terakhi harus ada pipa ¾ in yang sudah di lubangi seperti lubang jarum sepanjang pipa dan sudah tersambung dengan aliran air. Hal ini perlu diperhatikan untuk memberi pipa disetiap pinggiran dinding sabagai rembesan dari atas kebawah. Air yang mengalir akan membasahi seluruih dinding rbw dan melewati setiap lubang pinggiran antar lantai, itulah fungsi selokan dan lobang pinggiran yang sudah dibahas dilantai dasar dan kedua yaitu sebagain akses air untuk rembesan dinding dan tertampung di selokan. Dengan begitu suhu panas akan terdam apalgi ditambah tiupan angin dari ventilasi kuku yang sudah dimodifikasi sebelumnya. Sistem ini disebut sistem rembesan dinding biasanya dimaikan dipukul 15.00 s.d 16.00 jeda satu jam kemudian dinyalakan lagi pukul 5.30 s.d 18.30 sebelum burung pulang. Adapun alasan penjelasan jam diatas karena puncak panas itu ada di jam 3 sore. Jadi untuk mengeluarkan hawa panas kita harus memainkan air selama 1 atau 2 jam jadi begitu bw pulang ruangan sudah sejuk dan bisa bw betah otomatis bikin bw menginap. Perhatikan gambar berikut.
Pada gambar ini pipa bisa disimpan disekeliling ruang inap dan bisa di void yang penting ketika air jatuh tidak mengenai lantai setiap ruang inap tapi melewati pinggiran lubang yang sudah dibuat tembus kelantai dasar. Inilah salah satu rahasia mendinginkan gedung dan standarisasi. Tapi belum semuanya selesai disini ini masih 60% jadi diperhatikan cara kerjanya. Fungsi rembesan ini menghalangi panas masuk langsung keruangan dan terjadi proses penguapan dan uap ini akan menimbulkan hawa panas, disinilah peran ventilasi yang membawa uap panas keluar dan menggnti dengan udara segar dijam – jam sore menjelang magrib atau saat burung sudah mau pulang, apalagi hal ini konsisten dilakukan dan ditunjang oleh suara respon akan membantu percepatan menginap untuk gedung baru dan berkembang untuk gedung lama. Pembahasan mengenai lantai dan dinding sudah dikupas tinggal anda praktekkan dan rasakan dampaknya, apabila ini dilakukan anda akan membuktikan hasilnya sendiri secara langsung. Lantai juga harus dilapisi bahan uang tidak mudah terserap air dan lantai juga tidak boleh ada celah sedikit pun yang mengakibatkan kotoran bw bisa jatuh kelantai lainnya. Standarisasi rbw merupakan hal wajib diketahui oleh para petani walet untuk mempercepat bw untuk menginap. Di dalam membangun RBW tentunya tidak lepas dari segi desain dan tata ruang. Untuk tata ruang sudah sedikit dibahas di Bab 3 mulai dari lantai, dinding, dan ventilasi. Jadi di bab ini hanya dihubungkan saja dengan Bab 3 tapi pembahasannya akan di mulai dari LMB. Adapun materi yang akan diutarakan pada bab ini yaitu Lubang Masuk Burung (LMB) Terowongan (Void) Luas Antar Lantai (LAL) Sekat

Tata Ruang RBW (Desain Lantai 1)

Pada pembahasan kali ini saya akan memberikan pemahaman bagaimana tata ruang yang baik tapi hanya dari segi fungsi bukan dari segi konstruksi bangunan, yang dimaksud disini adalah tata ruang lantai dasar bukan bentuk fisik berupa batu besi dan material lainnya. Tata ruang adalah salah satu kunci sukses dalam budidaya walet tanpa desain yang baik bisa menghambat perkembangan RBW anda seperti yang diharapkan. Desain disini tentunya harus memperhatikan standarisasi gedung walet dan akses burung bermain serta bisa mengatur pengairan dalam ruangan. Dewasa ini apabila tidak memperhatikan tata ruang yang benar atau asal membangun saja bisa jadi rbw akan mengalami banyak kendala. Seperti banyak hal yang telah ditemukan dilapangan. Minimnya pengetahuan tentang standarisasi gedung membuat sebagian petani galau dan rbw tidak berkembang. Desain yang akan dibahas pada buku ini diadopsi dari youtube master walet dan diambil dari seorang pakar walet kemudian dikembangkan dan dimodifikasi berbagai macam bentuk karena rbw lebih memperhatikan fungsi daripada bentuk dan memperhatikan hasil daripada tampilan. a. Lantai Dasar Pertama kita akan memulai dari lantai dasar dulu, karena disini letak beberapa item yang akan ditempatkan didalam ruangan tanpa harus diketahui orang lain. Perhatikan Gambar berikut.
Pada gambar diatas disetiap sisi gedung ada kolam air atau sejenis selokan selebar 30 cm s.d 50 cm dan juga ada kolam sesuai besar void RBW untuk menampung air jatuh dari atas. Selokan ini berfungsi untuk aliran air dan kotoran yang jatuh agar mudah dibawa keluar. RBW harus punya selokan agar air tidak mengendap didalam ruangan. Selain itu selokan ini berfungsi sebagai penampung air yang jatuh dari dinding antar lantai, karena metode standarisasi gedung yaitu setiap gedung harus dialiri air karena itulah harus ada selokan setiap sisi ruangan dan lobang pembuangan keluar untuk memudahkan kita juga ketika melakukan sterilisasi atau pembersihan. Untuk tahap ini saya rasa pembaca sudah memahami maksud dari selokan yang saya gambarkan, kemudian kita akan lanjut kedinding bagian lantai 1 atau lantai dasar. Setiap dinding rbw harus juga memperhatikan sirkulasi udara yang keluar masuk karena walaupun ada air tidak ada udara suhu akan sulit untuk didapatkan. Jadi kunci dari ilmu perwaletan itu ada pada air dan udara, lalu bagaimana menggabungkan supaya bisa mendapatkan suhu ideal. Sudah dijelaskan tadi bahwa setiap dinding rbw akan dialiri air, namun belum sampai ke bagian lantai atas masih diterangkan dilantai pertama atau dasar saja. Kita membahas dinding lantai dasar atau dinding pertama, Setiap 4 meter panjang bangunan baik dari segi panjang ataupun lebar harus memiliki minimal 9 lubang angin baik itu berupa paralon atau ventilasi berukuran 25 cm x 100 cm di setiap 4 meter baik dari segi panjang atau lebar yang harus diberi kuku memanjang keluar sepanjang 15cm. Tentu saja pembaca akan bertanya mengapa harus menggunakan paralon atau ventilasi seperti yang disebutkan diatas. Hal ini memudahkan angin masuk dan keluar di jam jam yang sudah ditentukan agar ketika waktu walet datang dan berkunjung udara ruangan terasa sejuk dan segar karena suhu yang ideal. Untuk lebih jelasnya silahkan perhatikan gambar dibawah ini.

Pada gambar diatas terlihat bahwa setiap 4 meter dinding rbw ada 9 lobang angin berupa paralon 4 inchi yang dibiarkan lebih memanjang keluar sepanjang 15 cm agar angin mudah masuk dari arah yang kita inginkan, jadi minimal 9 lebih tidak masalah, ventilasi ini sudah banyak dipakai dan dibuat oleh petani walet, ventilasi ini ditemukan oleh salah satu pakar perwaletan dan disebut (Ventilasi Kuku), jadi ventilasi kuku ini diarahkan ke arah mata angin yang bertiup kencang agar memudahkan angin masuk kedalam ruangan. Ventilasi juga tidak dipasang searah tapi ada beberapa ventilasi dipasang diarah yang berlawanan hal ini untuk mengantisipasi arah angin karena arah angin bisa berubah kapan saja. Itulah mengapa ventilasi kuku setiap 4 meter minimal 10 agar mudah membagi arah masuk angin. Lebih banyak lebih bagus namun seperlunya saja sesuai dengan keperluan. Berikut gambar ventilasi kuku yang dimaksud.

Ventilasi kuku ini sangat mudah dibuat dan sudah dipraktekkan penulis di channel youtube, apabila kurang memahami silahkan nonton videonya langsung di channel master walet. Dapat disimpulkan untuk lantai dasar RBW harus memiliki selokan untuk menampung air rembesan dinding, kolam untuk menampung air yang jatuh dari atas (titik emas) dan ventilasi yang cukup agar ruangan mudah mengatur sirkulasi udara. Selain itu hal ini wajib untuk dilakukan petani agar menjaga persaingan antargedung dan persaingan sesama petani. tonton disini

Perhatikan Desain dan Tata Ruang Rumah Walet

Desain dan tata ruang merupakan salah satu syarat wajib yang harus dipenuhi dalam budidaya walet, karena hal ini sangat mempengaruhi akses keluar masuk burung walet. Di era millenial ini ada yang dikenal dengan istilah rooving Room, Nesting Room dan lain-lain sebagainya. Istilah ini sudah banyak diungkapkan oleh para Konsultan, Praktisi, dan Peneliti baik itu di media sosial berupa Facebook, whatsapp, Youtube maupun media sosial lainnya. Namun dalam buku ini penulis akan memberikan gambaran tata ruang dan desain yang baik agar petani walet dengan mudah memahami bagaimana desain yang baik untuk berbagai macam fungsi. Tentu saja memperhatikan akses burung keluar masuk menjadi salah satu fokus utama dari pembahasan penulis. Desain gedung walet atau RBW harus memperhatikan beberapa hal diantaranya luas bangunan, tinggi antar lantai, dan ruang tempat berputar burung, karena burung perlu akses kenyaman untuk masuk dan menginap kedalam RBW atau gedung walet yang kita buat. Tinggi ideal antar lantai itu mininimal 3m, hal ini menurut penulis karena suhu mudah untuk dimainkan karena pada umumnnya semakin rendah bangunan akan semakin panas apalagi ventilasi atau angin-angin kurang atau tidak memenuhi syarat. Selain itu, lebar bangunan juga harus diperhatikan, karena biasanya bangunan banyak disinari oleh matahari dari samping setiap hari. Hampir 12 jam lamanya sisi gedung disinari matahari, tentu saja hal ini sangat mempengaruhi suhu yang ada didalam gedung. Desain gedung yang ideal mampu meredam cahaya matahari dan menjadikan suhu lebih stabil serta membuat gedung lebih sejuk. Suhu menjadi salah satu kunci sukses dalam budidaya walet karena burung walet cendrung menyukai suhu yang lebih sejuk. Untuk suhu sudah diutarakan di bab sebelumnya. Jadi dapat disimpulkan untuk desain gedung yang ideal yaitu tinggi lantai minimal 3 m dan lebar gedung juga harus ideal. Lebar ideal yang dimaksud disini yaitu berkisar 6 s.d 10 m. Minimal lebar yang ideal untuk standar gedung yaitu 6 m. Alasan dari peneliti mengenai lebar 6 m ini karena apabila sisi kanan dan kiri disinari matahari maka proses penguapan tidak akan sampai kedalam atau ketangah gedung. Perhatikan gambar dibawah ini.
Pada gambar diatas terlihat disetiap sisi bangunan akan mudah terkenar sinar matahari apalagi dengan kondisi tanah yang plong yang mudah disinari matahari secara keseluruhan dari setiap sisinya. Jelas saja bangunan akan terasa panas apalagi hanya menggunakan satu lapisan saja maka dapat dipastikan hawa panas akan mudah masuk kedalam ruangan. Jelas saja hal ini menjadi pro dan kontra mengapa penulis menyarankan untuk minimal lebar 6 meter sedangkan banyang RBW minimalis ukuran 4x8 misalnya tetapi tetap berisi dan berkembang, perlu diketahui untuk menjawab RBW minimalis bisa berkembang itu disebabkan bebagai macam faktor diantaranya faktor situasi dan lokasi dari RBW tersebut berada. Misalkan tidak ada gedung lain atau hanya gedung tunggal tapi sekarang di era millenial ini sangat banyak RBW yang berdiri dan masyarakat berlomba-lomba membangun, dari situasi ini lah penulis menyarankan sebelum membangun pertimbangkan lebar bangunan agar membantu meredam suhu karena suhu adalah kunci utama RBW. Alasan ini penulis utarakan karena dari pengalaman selama menangani gedung di Indonesia mulai dari Pulau Kalimantan, Sumatera, Jawa, dan daerah lainnya. Alasan ini ditemukan ketika bertemu dengan salah satu petani senior pemilik RBW di berbagai macam daerah. Ketika berbincang bincang peneliti menanyakan jumlah RBW yang dimiliki dan hasilnya mengejutkan sekali, ternyata beliau memiliki puluhan RBW dan masing-masing memiliki lebar minimal 20m. Inilah yang menjadi alasan penulis untuk memberikan gambaran dan benar alasannya sangat masuk akal. Sebagai contoh apakah ada petani dari Chinese yang memiliki RBW yang sempit atau lebar yang minimalis, saya hampir tidak menemukan. Rata-rata RBW produktif itu panjang dan lebarnya tidak sama seperti RBW kita Pribumi. Saya tidak membandingkan hanya memberi gambaran mengapa RBW mereka (Chinese) lebih banyak berkembang dan menguasai perwaletan dan panen puluhan kilo karena secara standar mereka menang satu langkah dari kita yaitu suhu. Jadi kesimpulan dari ukuran RBW yang dimaksud penulis yaitu minimal 6 meter untuk membantu meredam suhu, bisa saja ukuran minimalis misal 4m tapi harus memperhatikan lapisan-lapisan dalamnya dan harus banyak dilapisi dengan bahan-bahan anti panas yang sudah banyak dipakai oleh para petani sekarang.

TATA CARA PANEN DAN TEKNISNYA

Panen

Usaha  budidaya  walet  adalah  usaha  pembudidayaan  walet  di  dalam gedung   yang   dibangun   sedemikian   rupa   sehingga   menyerupai   gua   yang merupakan  habitat  asli  walet  dengan  tujuan  mendapatkan  hasil  yang  berupa sarang burung walet.

Pengelolaan yang di maksud dalam usaha budidaya walet adalah cara atau teknik yang digunakan dalam usaha budidaya walet. Sistem pengelolaan dalam usaha  budidaya  walet  meliputi  pemilihan  lokasi,  bentuk  dan  ukuran  gedung, teknik memancing, pemeliharaan gedung, dan pemanenan.    

Sarang   burung   walet   dapat   diambil   atau   dipanen   apabila keadaannya sudah memungkinkan untuk dipetik. Untuk melakukan pemetikan perlu cara dan ketentuan tertentu agar hasil yang diperoleh bisa memenuhi mutu sarang walet yang baik. Jika terjadi kesalahan dalam menanen akan berakibat fatal bagi gedung dan burung walet itu sendiri. Ada kemungkinan burung walet merasa tergangggu dan pindah tempat. Untuk mencegah kemungkinan tersebut, para pemilik gedung perlu mengetahui teknik atau pola dan waktu pemanenan. Pola panen sarang burung dapat dilakukan  oleh pengelola gedung  walet dengan beberapa cara, yaitu:


Panen Rampasan


Cara ini dilaksanakan setelah sarang siap dipakai untuk bertelur, tetapi pasangan walet itu belum sempat bertelur. Cara ini mempunyai keuntungan yaitu jarak waktu panen cepat, kualitas sarang burung bagus dan total produksi sarang burung pertahun lebih banyak. Kelemahan cara ini   tidak   baik   dalam   pelestaraian   burung   walet   karena   tidak   ada peremajaan.   Kondisinya   lemah   karena   dipicu   untuk   terus   menerus membuat    sarang    sehingga    tidak    ada    waktu    istirahat.    Kualitas sarangnyapun merosot menjadi kecil dan tipis karena produksi air liur tidak mampu mengimbangi pemacuan waktu untuk membuat sarang dan bertelur.


Panen Buang Telur

Cara  ini  dilaksanankan  setelah  burung  membuat  sarang  dan bertelur  dua  butir.  Telur  diambil  dan  dibuang  kemudian  sarangnya diambil. Pola ini mempunyai keuntungan yaitu dalam setahun dapat dilakukan panen hingga 4 kali dan mutu sarang yang dihasilkan pun baik karena sempurna dan tebal. Adapun kelemahannya yakni, tidak ada kesempatan bagi walet untuk menetaskan telurnya.

3)  Panen Penetasan

Pada pola ini sarang dapat dipanen ketika anak-anak walet menetas dan sudah bisa terbang. Kelemahan pola ini, mutu sarang rendah karena sudah mulai rusak dan dicemari oleh kotorannya. Sedangkan keuntungannya  adalah  burung  walet  dapat  berkembang  biak  dengan tenang dan aman sehingga populasi burung dapat meningkat.

Adapun waktu panen adalah:

a)  Panen 4 kali Setahun

Panen ini dilakukan apabila walet sudah kerasan dengan rumah yang dihuni dan telah padat populasinya. Cara yang dipakai yaitu panen pertama dilakukan dengan pola panen rampasan. Sedangkan untuk panen selanjutnya dengan pola buang telur.

b)  Panen 3 kali Setahun

Frekuensi panen ini sangat baik untuk gedung walet yang sudah berjalan dan masih memerlukan penambahan populasi. Cara yang dipakai yaitu panen tetasan untuk panen pertama dan  selanjutnya dengan pola rampasan dan buang telur.

c)  Panen 2 kali Setahun

Cara panen ini dilakukan pada awal pengelolaan, karena tujuannya untuk memperbanyak populasi burung walet.

Bukti Respon Suara Master Waler